Suatu kondisi nyata dalam suatu proses Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM ) , sebagian besar siswa masih belum belajar pada waktu guru mengajar. Para guru belum sepenuhnya menggali potensi dirinya sehingga sebagian siswa belum mampu mencapai kompetensi individual secara optimal yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Beberapa siswa belum belajar sampai tingkat pemahaman. Siswa baru mampu mempelajari /menghafal: fakta, konsep, prinsip, hukum, teori dan gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum menerapkankannya secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari yang kontekstual. Demikian cuplikan materi Strategi Pembelajaran Tematik yang disampaikan oleh widyaiswara dari LPMP Jawa Tengah Drs. Slamet Trihartanto
Kondisi seperti ini tidak bisa dibiarkan terus berlanjut, lulusan sebagai generasi penerus bangsa akan sulit bersaing dengan negara-negara lain diera global, lulusan diharapkan tidak hanya sekedar bisa menghafal tapi juga harus mampu menerapkan teori – teori secara kontekstual , Siswa memerlukan pengetahuan dan beraneka keterampilan agar mampu memberdayakan dirinya untuk menemukan , menafsirkan, menilai dan menggunakan informasi, serta melahirkan kreatifitas untuk menentukan sikap dalam pengambilan keputusan.
Untuk itu Pembelajaran Tematik pada Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM ) menyajikan prinsip-prinsip kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi siswa khususnya kelas I dan Kelas II, secara optimal sesuai potensi dan kebutuhan siswa, keadaan sekolah dan tuntutan kehidupan di masa depan.
Dalam perjalanan mengeterapkan Pembelajaran Tematik , dirasakan ada beberapa kendala. yang membuat tidak lancarnya KBM, maka Untuk melaksanakannya di perlukan Strategi yang tetapt agar Pembelajaran Tematik dapat diterapkan dengan benar, sehingga hasilnya bisa optimal.
A. MASALAH
Seperti yang sedang berkembang di lapangan ada beberapa masalah yang ditemui, antara lain :
1. Pertama adalah masih terjadi selisih pendapat para Guru tentang pengertian, maksud dan tujuan Pembelajaran Tematik, yang satu berpendapat tema bisa berbeda-beda kemudian baru disatukan dan yang lain berpendapat tema satu topik sedangkan mata pelajaran terkait menyatukan sesaai dengan tema, diharapkan siswa mendapatkan informasi yang utuh keterkaitan mata pelajaran yang satu dengan yang lain untuk pengalaman belajarnya, sehingga dapat mencerdaskan penalarannya.
2. Kedua, masih terjadi kebingungan dan merasa repot dan berat Para Guru untuk menerapkan Pembelajaran Tematik, maka diperlukan Bagaimana strategi yang benar untuk menerapkan Pengajaran Tematik tersebut agar dapat dengan mudah dilaksanakan dan siswa merasa senang dan memahami isi pelajaran yang disampaikan.
Maka pembahasan selanjutnya meliputi pemecahan kedua masalah tersebut. Ada dua hal yang perlu mendapatkan perhatian, pertama kesatuan presepsi tentang arti, dan tujuan , kedua bagaimana penerapan strategi yang benar dalam Pembelajaran Tematik
B. APA YANG MENDASARI PERLUNYA DIADAKAN PEMBELAJARAN TEMATIK?
- Pembelajaran Tematik hanya diajarkan pada Siswa Sekolah Dasar kelas rendah ( kelas I dan II ) karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan ( Holistik ) , perkembangan fisiknya tidak bisa dipisahkan dengan perkembangan mental , sosial dan emosional.
- Tidak semua yang masuk kesekolah dasar mempunyai dasar Taman Kanak-kanak ada yang didik sendiri oleh orang tuanya, tentunya pengetahuan dan pengalaman belajarnya akan berbeda, maka perlu disatukan minimal pengertian- pengertian mendasar yang diperlukan siswa untuk jenjang pendidikan selanjutnya.
C. PENGERTIAN
Pembelajaran Tematik adalah merupakan suatu bentuk model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari beberapa aspek :
▪ aspek proses atau waktu,
▪ aspek kurikulum dan
▪ aspek belajar mengajar
Pembelajaran Tematik lebih mengutamakan pengalaman belajar siswa, yakni melalui belajar yang menyenangkan tanpa tekanan dan ketakutan, tetapi tetap bermakna bagi siswa.
Dalam menanamkan konsep atau pengetahuan dan keterampilan, siswa tidak harus diberi latihan hafalan berulang-ulang ( drill ), tetapi ia belajar melalui latihan pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah dipahami. Ada proses interaksi penalaran, menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain.
Bentuk pembelajaran ini dikenal dengan pembelajaran terpadu, dan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan kejiwaan siswa.
D. STRATEGI PEMBELAJARAN TEMATIK
Untuk menyusun strategi yang benar maka harus dikenal beberapa spesifikasi Pembelajaran Tematik sebagai berikut, diantaranya:
1. Ciri-Ciri
Sesuai dengan perkembangan fisik dan mental siswa kelas I dan II, pembelajaran pada tahap ini haruslah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, diantaranya:
- Berpusat pada anak
- Memberikan pengalamana langsung
- Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
- Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran
- Bersifat fleksibel
- Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuiai dengan minat , dan kebutuhan anak
2. Kekuatan
Pembelajaran Tematik mempunyai kekuatan sebagai berikut, diantaranya:
- Pengalaman dan kegiatan belajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak
- Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak
- Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna
- Mengembangkan keterampilan berpikir siswa sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dan
- Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerjasama, toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
3. Manfaat
Dengan menggunakan tema, kegiatan pembelajaran akanmendorong beberapa hal bermanfaat sebagai berikut, diantaranya:
- Siswa mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu
- Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama
- Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan
- Kompetensi berbahasa bisa dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dan pengalaman pribadi anak
- Anak lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas
- Anak lebih bergairah belajar karena mereka bisa berkomunikasi dalam situasi yang nyata, misalnya bertanya, bercerita, menulis deskripsi, menulis surat, dan sebagainya untuk mengembanglcan keterampilan berbahasa, sekaligus untuk mempelajari mata pelajaran lain
- Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 kali pertemuan. Waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
sumber : http://wyw1d.wordpress.com