Profile Facebook Twitter My Space Friendster Friendfeed You Tube
Dharma Pendidikan Kompasiana MSN Indonesia Bisnis Indonesia Kompas Republika Tempo Detiknews Media Indonesia Jawa Pos Okezone Yahoo News New York Times Times Forbes
Google Yahoo MSN
Bank Indonesia Bank Mandiri BNI BCA BRI Cimb Niaga BII
Hariyono.org Education Zone Teknologi Informasi Ekonomi Mikro Ekonomi Makro Perekonomian Indonesia KTI-PTK Akuntansi Komputer Media Pend.Askeb Media Bidan Pendidik Materi Umum Kampus # # #
mandikdasmen Depdiknas Kemdiknas BSNP Kamus Bhs Indonesia BSNP # # # # #
Affiliate Marketing Info Biz # # # # # # # # #
Bisnis Online Affilite Blogs Affiliate Program Affiliate Marketing # # # # # # # # #

09 July 2011 | 1:54 PM | 0 Comments

Mengenal Gaya Belajar Anak


Kenali Gaya Belajar Anak
1. Pentingnya Memahami Gaya Belajar Siswa
Albert Einstein kecil dikenal suka melamun. Guru-gurunya di Jerman mengatakan bahwa ia tidak akan berhasil di bidang apapun, pernyataannya merusak suasana kelas, dan lebih baik ia tidak bersekolah. Winston Churchill sangat lemah dalam pekerjaan sekolah. Dalam berbicara ia gugup dan terbata-bata. Sementara itu Thomas A. Edison pernah dipukuli guru dengan ikat pinggang karena dianggap mempermainkan guru dengan mengajukan banyak pertanyaan. Karena seringnya dihukum, ia dikeluarkan ibunya setelah mengenyam pendidikan formal hanya selama 3 bulan.
Einstein, Chuechill, dan Edison memiliki gaya belajar yang khas yang tidak sesuai dengan gaya belajar sekolah mereka. Untunglah mereka memiliki pelatih yang memahami gaya belajar tersebut hingga akhirnya kesuksesan luar biasa mampu mereka capai. Einstein berhasil menjadi ilmuan terbesar sepanjang sejarah, Churchill akhirnya menjadi salah satu pemimpin dan orator terbesar abad 20, dan Edison menjadi penemu paling produktif sepanjang zaman.
Sayangnya, jutaan anak lain dengan kekhasan gaya belajar berbeda tersebut jarang sekali yang menemukan seseorang yang mampu memahaminya, sehingga tak mampu memaksimalkan potensi yang dimilikinya. inilah yang menjadi sebab terbesar kegagalan dunia pendidikan.
Setiap orang tentunya memiliki bakat dan modalitas belajar yang berbeda. Namun kebanyakan sekolah diselenggarakan dengan asumsi setiap orang itu identik. Bila kita perhatikan dalam kelas di dunia pendidikan kita, kita mlihat kecenderungan oleh guru yang hanya menggunakan satu cara saja dalam mengajar. Guru mengajar dengan menggunakan media papan tulis (visual), mengajar dengan menggunakan buku (visual). Sementara itu siswa belajardengan buku (visual), mencatat (visual), mengerjakan tugas secara tertulis (visual), dan mengerjakan tes juga secara tertulis (visual). Karena hanya menggunakan satu gaya belajar, akhirnya timbullah beragam masalah yang menyebabkan kurangnya motivasi dan aktivitas belajar siswa.
Bagi guru yang ingin sukses pada masa mendatang, sangat penting untuk mengetahui apa yang berlangsung dalam kepala murid mereka. Perlu juga mengetahui perlakuan apa yang mereka butuhkan. Pengetahuan guru tentang gaya belajar membantu para guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang multi-indrawi, yang melayani sebaik mungkin kebutuhan individual setiap siswa. Dengan memanfaatkan konsep keragaman dan menerima gaya belajar yang berbeda. Para guru menjadi lebih efektif dalam menentukan strategi-strategi pengajaran, dan murid akan belajar dengan lebih percaya diri dan lebih puas dengan kemajuan belajar mereka.
2. Macam-macam Gaya Belajar
Dari cara kita memasukkan informasi ke dalam otak melalui panca indra, kita mengenal paling tidak ada tiga macam gaya belajar, yaitu Visual (penglihatan), Auditori (Pendengaran), dan Kinestetik (Gerakan). Pembagian ini dapat diperluas lagi dengan tambahan gaya Tetile (Perabaan), Olfactori (penciuman), dan Gustatori (Pengecapan). Dari enam macam gaya belajar ini, tiga teratas merupakan gaya belajar yang sering dijumpai. Pada umumnya, jarang orang jarang menggunakan satu macam gaya belajar, biasanya akan ada kombinasi antar semuanya. Untuk itulah sabagai guru hendaknya kita mampu mengkombinasikan antar berbagai gaya belajar siswa.
Dari hasil penelitian, jumlah siswa yang belajar secara visual sebanyak 27%, auditori 34%, dan 39% kinestetik. Hal ini kiranya dapat menjawab mengapa banyak siswa yang emngalami kesulitan belajar.
a. Gaya belajar visual (penglihatan)
Modalitas dan gaya belajar ini mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat. Warna, hubungan, ruang, potret mental, dan gambar menonjol dalam modalitas ini. Seorang yang sangat visual bercirikan berikut:
• Teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan
• Mengingat dengan gambar, lebih suka membaca dari pada dibacakan.
• Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh dan menangkap detail: mengingat apa yang dilihat.
• Suka membuat coret-coretan
• Dalam komunikasi sering menggunakan kata yang berhubungan dengan penglihatan
• Berbicara dengan tempo cukup cepat
Untuk menghadapi siswa dengan kecenderungan visual, guru hendaknya melakukan hal-hal berikut:
• Menggunakan kertas tulis dengan tulisan berwarna daripada papan tulis
• Mendorong siswa untuk menggambarkan informasi, dengan menggunakan diagram dan warna.
• Beri kode warna untuk bahan pelajaran, dan sebaiknya dorong siswa untuk mencatat dengan aneka warna
b. Gaya belajar auditori (pendengaran)
Modalitas ini mengakses segala bunyi dan kata. Musik, nada, irama, rima, dialog internal, dan suara menonjol disini. Seorang yang sangat auditorial bercirikan:
• Perhatiannya mudah terpecah
• Berbicara dengan pola berirama
• Belajar dengan cara mendengarkan
• Ketika membaca suka menggerakkan bibir/bersuara
• Berdialog secara internal dan eksternal
Untuk menghadapi siswa dengan kecenderungan visual, guru hendaknya melakukan hal-hal berikut:
• Gunakan variasi vokal (perubahan nada, kecepatan, dan volume) dalam presentasi kelas
• Gunakan pengulangan, mintalah siswa menyebutkan kembali konsep pelajaran
• Gunakan musik sebagai aba-aba untuk kegiatan rutin
• Setiap segmen siswa diminta memberitahukan pada teman sebelahnya.
c. Gaya belajar kinestetik (Gerakan)
Modalitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi.. gerakan, koordinasi, irama, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik menonjol disini. Seorang yang sangat auditorial bercirikan:
• Menyentuh orang yang berdiri berdekatan
• Banyak gerak
• Belajar dengan melakukan,
• Menunjuk tulisan saat membaca
• Mengingat sambil berjalan dan melihat
Untuk menghadapi siswa dengan kecenderungan visual, guru hendaknya melakukan hal-hal berikut:
• Gunakan alat bantu saat mengajar untuk menimbulkan rasa ingin tahu dan menekankan konsep kunci
• Ciptakan simulasi konsep agar siswa mengalaminya
• Peragakan konsep sambil memberikan kesempatan siswa untuk mempelajari langkah demi langkah
• Ijinkan siswa berjalan-jalan di kelas
• Ceritakan pengalaman pribadi mengenai wawasan belajar, dan doronglah siswa untuk mengalaminya.
Siswa dengan kecenderungan kinestetik paling dirugikan dalam sistem pendidikan saat ini. Pelajar kinestetik perlu bergerak, padahal dalam kelas tradisional, anak harus diam dan mendengarkan apa yang disampaikan guru. Anak ini sering dicap sebagai anak hiperaktif atau bandel.
3. Gaya Belajar, Diturunkan Atau Dikondisikan?
Mengapa kita semua begitu berbeda sekaligus mirip pada saat yang sama? Apa yang terjadi dengan gaya belajar kita setelah tumbuh dewasa? Apakah gaya belajar kita berubah atau tetap sama sepanjang hidup kita?
Pencarian penjelasan tentang manusia telah berlangsung selama berabad-abad yang lalu. Penelitian oleh Dunn dan Dunn merupakan salah satu alat yang mengandung unsure-unsur gaya hasil penelitian ilmiah yang jelas-jelas bersifat biologis dan tetap sepanjang masa. Penelitian yang dilangsungkan sejak 1979 mengungkapkan bahwa tiga perlima gaya belajar bersifat genetis, dan sisanya, diluar ketekunan, bisa dikembangkan memalui pengalaman.
Disisi lain, seberapa jauhkah pengkondisian mampu mengubah sifat gaya belajar siswa di area biologis? Banyak siswa nampaknya memang mampu menyesuaikan diri dengan cukup baik, mengikuti pelajaran dengan cukup baik, dan mampu meraih hasil yang bagus. Namun tidak sedikit pula mereka yang tidak mampu untuk demikian. Tidak cocok dalam lingkungan belajar yang demikian, dan tidak mampu belajar sebagaimana teman lain, sebagaimana yang dibenarkan oleh guru.
Penemuan ini telah membawa kita pada sebuah kesadaran bahwa menjadi fleksibel di area-area biologis akan sangatmembantu, tetapi dikondisikan pada satu gaya belajar yang bukan gaya belajar siswa, akan memberi dampak yang dapat merusak dari berbagai segi. Pengkonsisan ini dapat menimbulkan masalah belajar, frustasi, dan penghargaan diri yang rendah.
4. Mengenal Dan Memahami Gaya Belajar Siswa
Kita telah memahami bahwa setiap orang, termasuk kita, memiliki modalitas belajar dan gaya belajar yang berbeda. Dalam praktik pembelajaran, kita tidak diperkenankan untuk menggunakan gaya belajar sebagaimana yang kita suka. Bila ini kita paksakan, maka siswa yang berbeda kecenderungan dengan kita, akan merasa dirugikan. Untuk itulah kita harus berupaya mengenali gaya belajar siswa kita, dan akhirnya akan kita gunakan pula dalam mengajar. Terdapat bermacam cara mengenal karakteristik agaya belajar siswa kita, yang utama adalah dengan komunikasi dan bertanya.
a. Mengenal gaya belajar siswa dengan bertanya
Diskusi sederhana tentang gaya belajar dan minat sering menjadi cara termudah untuk menghancurkan tembok antara guru dan murid. Anda juga dapat menemukan gaya belajar siswa dengan mendengarkan suara mereka. Mintalah instruksi pada siswa bergaya visual, maka dia akan cenderung menggambar sebuah peta. Pelajar bertipe auditorial biasanya tidak suka membaca buku atau buku petunjuk, dia lebih suka bertanya untu memperoleh informasi. Sedangkan siswa bergaya kinestetik, selalu ingin bergerak. Diatas juga telah dijelaskan lebih detail ciri-ciri gaya belajar.
b. Mengenal gaya belajar siswa dengan melihat
Ahli NLP ( Neuro Linguistik Programming) menyatakan bahwa mereka sering bisa mengetahui gaya belajar yang disukai siswa hanya dengan gerakan mata dan mendengarkan pembicaraan mereka. Seorang siswa yang duduk tegak dan melihat lurus ke depan, atau yang matanya memandang keatas saat menerima informasi, dan jika berbicara cepat, biasanya adalah tipe visual.
Seorang siswa yang melihat kekanan-kiri saat menerima informasi, atau melihat kebawah, ke sisi berlawanannya, mungkin seorang auditoriaal. Ia biasanya akan berbicara dengan suara yang berirama. Sedangkan siswa kinestetik akan banyak bergerak, memandang ke kanan dan kebawah saat menrima dan menyimpan, dan kalau bicara lambat.
c. Mengenal gaya belajar siswa dengan bahasa tubuh.
Untuk menyerap informasi, pelajar visual biasanya duduk tegak dan menguikuti guru dengan matanya. Seorang auditorial sering mengulang dengan lembut kata-kata yang diucapkan guru, atau sering menggunakan kepalanya saat guru menyajikan informasi lisan. Sedangkan siswa kinestetik sering menunduk saat ia mendengarkan dan juga kadang suka bermain-main benda, mengklik pulpen sambil mendengarkan orang berbicara.

Diposkan oleh UD. RUPI pada : http://papadjojo.blogspot.com

NB: Jika anda suka artikel ini, silakan share ke teman FACEBOOK anda. Cukup dengan meng-KLIK link ini! Terimakasih.
 
Copyright © 2010 - All right reserved by Education Zone | Template design by Herdiansyah Hamzah | Published by h4r1
Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome, flock and opera.