Profile Facebook Twitter My Space Friendster Friendfeed You Tube
Dharma Pendidikan Kompasiana MSN Indonesia Bisnis Indonesia Kompas Republika Tempo Detiknews Media Indonesia Jawa Pos Okezone Yahoo News New York Times Times Forbes
Google Yahoo MSN
Bank Indonesia Bank Mandiri BNI BCA BRI Cimb Niaga BII
Hariyono.org Education Zone Teknologi Informasi Ekonomi Mikro Ekonomi Makro Perekonomian Indonesia KTI-PTK Akuntansi Komputer Media Pend.Askeb Media Bidan Pendidik Materi Umum Kampus # # #
mandikdasmen Depdiknas Kemdiknas BSNP Kamus Bhs Indonesia BSNP # # # # #
Affiliate Marketing Info Biz # # # # # # # # #
Bisnis Online Affilite Blogs Affiliate Program Affiliate Marketing # # # # # # # # #

03 April 2011 | 11:35 PM | 0 Comments

Mengembangkan Daya Pikir & Daya Cipta Anak Usia 5-6 Tahun

Oleh : Uswatun Hasanah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anak Usia Dini

Pengertian Anak Usia Dini

Anak usia dini merupakan anak yang berada pada usia 0-6 tahun.. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga disebut golden age. Anak Usia Dini sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental. Anak Usia Dini belajar dengan caranya sendiri. Bila ditinjau dari hakikat anak usia dini, maka anak memiliki dua aspek perkembangan yaitu biologis dan psikologis. Pada anak usia dini terjadi perkembangan otak sebagai pusat kecerdasan terjadi sangat pesat. Selain itu, organ sensoris seperti pendengar, penglihatan, penciuman, pengecap, perabaan, dan organ keseimbangan juga berkembang pesat (Black,J. et all, 1995:Gesell, A.L. &Ames, F.1940)

B. Karakteristik Anak Usia 5-6 Tahun

Anak berusia antara 5-6 tahun sedang berada pada akhir dari bagian awal masa kanak-kanaknya. Karakteristik khusus bagi anak dalam kelompok usia 5-6 tahun adalah:

 Perkembangan kemampuan fisik

Pada usia ini anak menunjukkan keingintahuan yang besar dan aktif. Dia bisa mengatur gerakan badannya dengan lebih baik dan lebih luwes. Anak juga bisa berjalan jinjit mundur dan berjalan mundur dengan tumitnya. Dia juga bisa berlari dengan cepat, meloncat, berlari dengan satu kaki. Anak pada sia ini sudah bisa mencuci tanganya sendiri tanpa membasahi bajunya, berpakaian dan mengikat tali sepatunya sendiri. Koordinasi motorik yang baik berkembnag smapai si anak dapat mencontoh segitiga dan belah ketupat. Mereka mulai dapat menulus beberapa huruf dan angka dan menuliskan namanya dengan benar. Anak juga dapat menggambar benda hidup.

Penglihatan

Anak usia 5-6 tahun dapat menguasai indera peraba, pendengaran dan penglihatan hamper sebaik orang dewasa.

Perkembangan intelektual

Stenberg (1985) mengungkapkan bahwa ada tiga aspek dalam kecerdasan, yaitu:

-kecerdasan analitis

-kecerdasan kreatif

-kecerdasan praktis

anak usia 5-6 tahun berada pada akhir tahap pra-operasional, tahap saat pemikiran simbolis sangat mendominasi hidupnya. Pemikiran simbolis membuat dia mampu untuk membuat susunan kata dan gambar yang menggambarkan suatu objek atau tindakan tertentu dalam pikiran anak.

 Perkembangan kemampuan bahasa

Perkembangan bahasa berlangsung dengan cepat dan membantu anak untuk mengemukakan pikiranya. Kosa kata anak meningkat samapi 8000-14000 kata pada usia 6 tahun. Kata Tanya (kenapa, siapa, dimana, dan kapan)lebih banyak digunakan sehingga anak pada usia ini cenderung banyak bertanya.

 Perkembangan kemampuan sosial

Anak usia 5-6 tahun menunjukkan lebih banyak kemampuan sosial. Hal ini dapat dilihat dari cara bermain anak yang lebih terarah dan mampu bekerja sama dalam bermain. Anak senang bermain bersama dan tolong menolong dalam mencapai keinginan tertentu. Ada kecenderungan tolong menolong ini dalam bermain dan kegiatan lainya. Anak usia ini lebih siap untuk berpisah beberapa jam dari orangtuanya dibandingkan dengan anak yang lebih muda dari itu. Anak sudah mampu berbagi dengan oranglain, mampu bertenggang rasa, sabar menunggu giliranya,dan mampu menerima tabggung jawab yang ringan.

 Perkembangan Emosional

Emotional intelligence (kecerdasan emosi) adalah suatu tingkst kepandaian dalam memahami emosi oranglain dan mengatur emosinya sendiri, seperti misalnya mampu memptivasi diri sendiri dan tahan menghadapi rasa frustasi, mengontrol gerak hati dan menunda kegembiraan, mengatur untuk tetapa berpikir,berempati (mampu membayangkan dan merasakan perasaan oranglain) dan berharap. (Goleman,1995)

Pada anak usia ini, kosa kata anak yang berhubungan dengan emosi meningkat secara bertahap, sehingga mereka mengenal lebih banyak variasi ekspresi oranglain. Bersamaan dengan itu anak juga belajar ekspresi emosi dirinya.

 Perkembangan kepribadian

Selain karena faktor keturunan, lingkungan juga mempengaruhi perkembangan kepribadian anak. Anak mempelajari berbagai perilaku sosial dari contoh-contoh yang dilihatnya. Selain itu, pada usia ini anak tidak hanya belajar tingkah laku tang kelihatan jelas, tapi juga dapat mempelajari gagasan, harapan, dan nilai-nilai. Anak dapat mempelajari hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh.

Penting untuk diperhatikan bahwa setiap anak itu unik, mereka tumbuh menurut lajunya masing-masing. Dan tidak semua aspek perkembangan tersebut diatas tumbuh bersamaan atau berurutan sehingga hal yang wajar jika terjadi variasi dalam perkembangan anak. Agar menjadi perhatian para orangtua atau pendidik bahwa kwgiatan dalam mendidik anak usia dini harus direncanakan dengan mempertimbangkan karakteristik anak seperi yang telah disebutkan diatas.

C. Pengertian Daya Pikir dan Daya Cipta

1. Daya pikir

Daya pikir disebut juga sebagai kemampuan kognitif sering diartikan sebagai daya atau kemampuan seorang anak untuk berfikir dan mengamati, melihat hubungan-hubungan, kegiatan yang mengakibatkan seorang anak memperoleh pengetahuan baru yang banyak didukung oleh kemampuannya bertanya.

Berk (1991:207) menerangkan bahwa kemampuan kognitif menunjuk kepada proses dan produk dari dalam akal ;pikiran manusia yang membawanya untuk tahu. Dalam hal ini termasuk semua kegiatan mental manusia yang meliputi: mengingat, menghubungkan, menggolongkan, memberikan symbol, mengkhayal, memecahkan masalah, mencipta dan membayangkan kejadian dan mimpi.

2. Daya Cipta

Daya cipta disebut juga sebagai kreativitas. Banyak definisi tentang daya cipta atau kreativitas yang diajukan oleh para ahli yang satu sama lain memiliki sudut pandang sendiri-sendiri. Namun para ahli sebenarnya telah mengembangkan pengertian kreativitas dalam bentuk pengertian popular dan makna psikologis (Hurlock, 1978).

D. Tujuan dan Fungsi Pengembangan Daya Pikir dan Daya Cipta

Daya Pikir

Daya pikir perlu dikembangkan sedini mungkin karena apa yang diperoleh pada suatu periode akan sangat membantu penembangan daya pikir pada periode selanjutnya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997) telah menetapkan tujuan dan fungsi pengembangan daya pikir di TK yakni sebagai berikut:

a. Tujuan

Tujuan pengembangan daya pikir adalah agar anak mampu menghubungkan pengetahuan baru yang diperolehnya. Tujuan tersebut secara rinci adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan kemampuan berpikir logis dan pengetahuan akan ruang dan waktu

2. Anak mampu mengembangkan pengetahuan yang sudah diketahui dengan pengetahuan baru yang diperolehnya

3. Mengembangkan kemampuan memahami sesuatu dengan cara melihat bermacam-macam hubungan antara satu objek dengan objek lain berdasarkan perbedaan dan persamaan

4. Mengembangkan imajinasi melalui bermacam-macam kegiatan

5. Memberi kesempatan untuk mengolah lingkungan dan membangun dunianya secara aktif

6. Agar anak dapat menghargai dan mencintai isi alam sebagai ciptaan Tuhan

b. Fungsi

1. mengenalkan lingkungan sekitar kepada anak, manfaat serta bahayanya

2. melatih agar anak mampu menggunakan panca inderanya untuk mengenal lingkungannya

3. memberi kesempatan pd anak untuk mengamati dan mengolah lingkungan atau dunianya secara aktif sesuai dengan kemampuan anak

4. mengenal konsep bilangan dan benda-benda

5. memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan “bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain”

6. melatih anak berpikir logis

Daya Cipta

Tujuan

1. Mengembangkan imajinasi dan kreatifitas anak

2. Memberi kesempatan pada anak untuk menciptakan sesuatu sesuai dengan kreatifitasnya

3. Anak dapat menghargai hasil karyanya

Fungsi

1. Mengenalkan berbagai hasil karya seni dan kreatifitas pada anak

2. Memberi kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi benda-benda yang ada disekitarnya

3. Melatih anak berpikir kreatif

NB: Jika anda suka artikel ini, silakan share ke teman FACEBOOK anda. Cukup dengan meng-KLIK link ini! Terimakasih.
 
Copyright © 2010 - All right reserved by Education Zone | Template design by Herdiansyah Hamzah | Published by h4r1
Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome, flock and opera.