Agar dapat mengajar dengan baik seorang instruktur memerlukan sebuah strategi yang dapat mengantarkannya kepada kesuksesan membelajarkan. Kesuksesan ini tentunya tidak bisa didapat dengan sendirinya, melainkan dengan mempelajari keahlian sampingan atau disebut sebut sebagai teaching performance.
Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli. Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya juga dapat menguntungkan kita, beberapa keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih dan menerapkan salah satu model desain pembelajarang yang sesuai dengan karakteristik yang kita hadapi di lapangan, selain itu juga, kita dapat mengembangkan dan membuat model turunan dari model model yang telah ada, ataupun kita juga dapat meneliti dan mengembangkan desain yang telah ada untuk dicobakan dan diperbaiki.
Model desain pembelajaran yang ada dikelompokkan berdasarkan; tampilan visual (skema, diagram), penjabaran komponen di dalamnya, dan manfaat yang terkandung dalam model tersebut. Contoh dari perbedaan model desain pembelajaran ini misalnya adalah ketika Dick & Carey secara skema, menerapkan model yang prosedural, sedangkan Kemp, et.al. menerapkan model melingkar ( circular).
Komponen dasar dari desain pembelajaran adalah:
• Pebelajar ( pihak yang menjadi fokus ) yang perlu diketahui meliputi, karakteristik mereka, kemampuan awal dan pra syarat.
• Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus ) Adalah penjabaran kompetensi yang akan dikuasai oleh pebelajar.
• Analisis Pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau materi yang akan dipelajari
• Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan secara makro = dalam kurun satu tahun atau mikro = dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar.
• Bahan Ajar, adalah format materi yang akan diberikan kepada pebelajar
• Penilaian Belajar, tentang pengukuran kemampuan atau kompetensi ang sudah dikuasai atau belum.
Dalam disain pembelajaran dikenal beberapa disain pembelajaran diantaranya adalah:
Model berbasis sistem, mengembangkan teori sistem atau pendekatan sistem dalam pelaksanaannya.
Memiliki ciri:
• Jumlah komponen relatif banyak
• Seringkali diawali dengan analisis kebutuhan
• Memisahkan penilaian proses belajar dan penilaian terhadap program belajar
• Merupakan prosedur pengembangan, karena adanya alur feedback dan komponen revisi
Contoh: Model Rothwel & Kazanas (1994)
Model materi ajar atau pengetahuan ( content based ), menitikberatkan bagaimana suatu topik yang menjadi bagian dari suatu materi atau mata ajaran disampaikan kepada pebelajar.
Memiliki ciri:
• Komponen yang ada tidak banyak dan cenderung tidak lengkap
• Strategi penyampaian cenderung memberikan masukan bagaimana cara menjelaskan atau menyajikan materi di kelas.
• Kebanyakan mengacu kepada materi bersifat kognitif
• Lingkupnya sempit
• Tidak mencerminkan upaya pebelajar untuk menguasai kompetensi yang harus dicapai
Contoh:
Merril yang disunting Reigluth ( 1983 ) Desain pembelajaran CDT ( Component Display Theory)
Model Produk, ditandai dengan pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk memproduksi suatu bahan ajar. Memiliki Ciri:
• Memiliki beberapa tahapan, yakni; tahap perancanaan (rumusan tujuan dan analisis kebutuhan), tahap pengembangan (pengembangan topik, penyusunan draft, produksi prototipe ), tahap penilaian ( ujicoba prototipe produk dan perbaikannya)
• Terkonsentrasi atas produksi bahan ajar tertentu
• Model dan cara kerja relatif sederhana
• Tidak ada kejelasan secara langsung tentang pelaksanaan KBM
• Model Kegiatan belajar mengajar (Classroom oriented), memandu seorang instruktur bagaimana mengelola atau menciptakan interaksi belajar mengajar yang tepat. Memiliki ciri:
• Relatif lebih banyak komponennya
• Tidak jarang aspek perbaikan juga dicantumkan di dalamnya
• Sangat memperhatikan pebelajar
• Mengisyaratkan ada aspek pengelolaan kelas
• Menyiratkan peran guru dalam menyampaikan materi
• Dapat diterapkan oleh instruktur sendiri tanpa tim khusus.
• Tidak mencakup suatu mata pelajaran tertentu
Selain model desain pembelajaran yang dijabarkan di atas, terdapat pula suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM), yakni model ASSURE, yang merupakan:
• Analyze Learner ( menganalisa pebelajar )
• State Objective (merumuskan tujuan pembelajaran atau kompetensi)
• Select Method, media, and materials ( memilih metode, media dan bahan ajar)
• Utilize media and materials ( menggunakan media dan bahan ajar)
• Require Learner participacion (mengembangkan peran serta pebelajar)
• Evaluate and Revise (menilai dan memperbaiki)
Desain pembelajaran merupakan bagian integral dari kinerja mengajar seorang instruktur.Untuk mendukung desain yang tepat seorang instruktur diharapkan mengenali sifat dan kategori keilmuan yang dibinanya.
sumber : Labschool Jakarta