Profile Facebook Twitter My Space Friendster Friendfeed You Tube
Dharma Pendidikan Kompasiana MSN Indonesia Bisnis Indonesia Kompas Republika Tempo Detiknews Media Indonesia Jawa Pos Okezone Yahoo News New York Times Times Forbes
Google Yahoo MSN
Bank Indonesia Bank Mandiri BNI BCA BRI Cimb Niaga BII
Hariyono.org Education Zone Teknologi Informasi Ekonomi Mikro Ekonomi Makro Perekonomian Indonesia KTI-PTK Akuntansi Komputer Media Pend.Askeb Media Bidan Pendidik Materi Umum Kampus # # #
mandikdasmen Depdiknas Kemdiknas BSNP Kamus Bhs Indonesia BSNP # # # # #
Affiliate Marketing Info Biz # # # # # # # # #
Bisnis Online Affilite Blogs Affiliate Program Affiliate Marketing # # # # # # # # #

22 June 2010 | 7:05 PM | 0 Comments

Asesmen Autentik

image Asesmen autentik adalah soal-soal tes atau latihan yang sangat mendekati hasil pendidikan sains yang diinginkan.
A.Pengertian Asesmen
Asesmen adalah proses pengumpulan informasi tentang peserta didik, berkenaan
dengan apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka dapat lakukan (Hart, 1994).
Dalam hal ini banyak cara yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi tersebut,
misalnya dengan mengamati peserta didik belajar, menguji apa yang mereka hasilkan,
menguji pengetahuan dan keterampilan mereka. Hal yang terpenting tentang asesmen
adalah bagaimana kita dapaat menemukan apa yang sedang dipelajari peserta didik,
dalam hal ini adalah suatu instrumen pengukuran untuk mengases dan
mendokumentasikan pembelajaran siswa.
B. Pengertian Asesmen Autentik
Berikut ini adalah beberapa macam pengertian asesmen autentik dari berbagai sumber:
1. Asesmen autentik adalah soal-soal tes atau latihan yang sangat mendekati hasil pendidikan sains yang diinginkan. Latiha-latihan informasi dan penalaran ilmiah pada situasi semacam yang akan mereka hadapi di luar kelas, sebagaimana halnya kerja para ilmuwan (The National Science Education Standart, 1995, dalam Voss, tanpa tahun)
2. Suatu asesmen yang melibatkan siswa di dalam tugas-tugas otentik yang bermanfaat, penting, dan bermakna (Hart, 1994). Asesmen itu terlihat sebagai aktivitas pembelajaran yang melibatkan keterampilan berpikir tinggi serta koordinasi tentang pengetahuan yang luas.
3. Asesmen autentik menantang peserta didik untuk menerapkan informasi maupun keterampilan akademik baru pada suatu situasi riil untuk suatu maksud yang jelas. Asesmen autentik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeluarkan seluruh kemampuannya sembari memperlihatkan apa yang telah dipelajarinya (Johnson, 2002).
4. Asesmen autentik adalah suatu cara pengukuran penguasaan peserta didik terhadap suatu mata pelajaran dengan cara yang lain dibanding regugitasi sederhana dari pengetahuan. Asesmen autentik harus mengukur proses pemahaman dan bukan sederhana potongan-potongan informasi yang dihafal (http://www.cast.org/neac/AnchoredInstruction1663.cfm).
5. Suatu asesemen dikatakan autentik, jika asesmen itu memeriksa/menguji secara langsung perbuatan atau prestasi peserta didik berkaitan dengan tugas intelektual yang layak (Grant, 1990). Dalam hal ini asesemen autentik menutut peserta didik untuk menjadi orang yang efektif yang memiliki pengetahuan yang dibutuhkan. Asesmen menjadi autentik bilamana pembelajaran yang diukur oleh asesmen itu memiliki nilai di luar kelas serta bermakna bagi peserta didik (Kerka, 1995). Asesmen autentik mengamanatkan keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang sesungguhnya.
C. Bentuk Penerapan Autentik
Bentuk-bentuk penerapan asesmen autentik yaitu sebagai berikut:
1. Pada umunya para pendidik mengenal empat macam asesmen autentik, yaitu portofolio, perbuatan atau kinerja (performance), proyek, dan respon tertulis secara luas (Johnson, 2002).
2. Asesmen autentik dapat mencakup aktivitas yang beragam seperti wawancara lisan, tugas problem solving kelompok, pembuatan portofolio (Hart, 1994). Dalam cara lain dinyatakan pula bahwa cara-cara asesmen dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu observasi, contoh-contoh perbuatan, serta tes dan prosedur serupa tes atau pengukuran prestasi peserta didik pada suatu waktu maupun tempat tertentu.
3. Peserta didik untuk mengilustrasikan informasi akademik yang telah dipelajarinya, misalnya dalam bidang sains, pendidikan, kesehatan, matematika, dan bhasa inggris, dengan merancang sebuah presentasi tentang emosi orang (Johnson, 2002).
4. Asesmen autentik memberikan kesatuan utuh tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang dijumpai dalam aktivitas pembelajaran yang paling baik, seperti melakukan penelitian, menulis, merevisi, dan mendiskusikan masalah. Asesmen autentik juga mengikuti apakah peserta didik dapat terampil memberikan jawaban perbuatan atau produk yang seksama dan yang dapat dipertanggungjawabkan. Asesmen autentik menjadi valid dan reliabel dengan cara menekankan dan membakukan kriteria produk yang sesuai (Grant, 1990).
5. Atas dasar Custer (1994), Lazar dan Bean (1991), Rerf (1995), serta Rudner dan Boston (1994) menyatakan bahwa beberapa alat yang digunakan pada asesmen autentik adalah:
a. Ceklist, yaitu tentang tujuan pebelajar, kemajuan menulis/membaca, kelancaran menulis dan membaca, kontak pembelajaran, dan sebagainya.
b. Simulasi.
c. Essay dan contoh penulisan lain.
d. Demonstrasi atau perbuatan.
e. Wawancara masuk dan kemajuan.
f. Presentasi lisan.
g. Evaluasi oleh instruktur sejawat yang lainnya baik informal maupun formal.
h. Asesmen sendiri.
i. Pertanyaan-pertanyaan untuk respon yang tergagas.
Dalam hubungan ini peserta didik dapat diminta mengevaluasi studi kasus, menulis definisi serta mempertahankannya secara lisan, bermain peran serta membaca dan merekam bacaannya pada tape recorder, para peserta didik juga dapat mengumpulkan berkas tulisan yang berisi draf serta revisi yang memperlihatkan perubahan ejaan maupun hal-hal yang bersifat mekanis, strategis, serta perkembangannya menjadi penulis. Dalam hal ini teknik yang paling banyak disgunakan adalah asesmen portofolio (Kerka, 1995).
Berkaitan dengan asesmen kinerja yang tergolong asesmen autentik, Frazee dan Ridnitski (1995) mengemukakan beberapa cara implementasi asesmen tersebut, yaitu:
a. Menulis sampel.
b. Berbicara.
c. Essay, yaitu dapat memperlihatkan kemampuan analisis, sintesis, serta meringkas informasi.
d. Proyek penelitian.
e. Pameran.
f. Portofolio.
D. Prosedur Untuk Merancang Suatu Tugas Asesemen Autentik
Dalam menciptakan suatu tugas asesmen autentik, menurut Johnson (2002), guru CTL (Contextual Teaching Learning) menemukan prosedur berikut ini:
a. Mendeskripsikan secara tepat apa yang harus diketahui siswa dan apa yang dapat mereka demonstrasikan. Memberitahu kepada mereka standar yang harus mereka kuasai.
b. Berusaha mengkaitkan akademis secara bermakna dengan konteks dunia sehari-hari atau mengajak untuk mensimulasi konteks dunia nyata yang mengandung makna.
c. Meminta siswa untuk menunjukkan apa yang mereka dapat lakukan dengan apa yang mereka dapat ketahui. Untuk menunjukkan pengetahuan dan keterampilan yang mendalam yaitu dengan memproduksi suatu hasil, misalnya suatu produk yang nyata, presentasi, koleksi karya, dan sebagainya.
d. Menentukkan tingkat kecakapan/keahlian yang harus dikuasai.
e. Mengekspresikan tingkat kecakapan/keahlian dalam bentuk rubrik, yaitu suatu pedoman penilaian yang memberikan kriteria untuk menilai tugas (Lewin & Shoemaker, 1998).
f. Mengenalkan siswa dengan rubrik tersebut. Mengajak siswa untuk terus menerus melakukan evaluasi diri sementara mereka menilai kualitas pekerjaan mereka sendiri dalam asesmen ini.
g. Melibatkan orang lain selain guru untuk merespon asesmen itu (Lewin & Shoemaker, 1998).
E. Penyekoran Asesmen Autentik
Menurut Hart (1994), penyekoran pada asesmen autentik yaitu sebagai berikut:
a. Menekankan penyekoran berdasarkan suatu standar yang digunakan bersama.
b. Mengunakap dan mengidentifikasi kekuatan siswa, bukan menunjukkan kelemahan mereka.
c. Disekor berdasarkan standar kinerja yang jelas, bukan dengan normal atau acuan norma.
d. Mengases proses dan komptensi secara rutin.
e. Menggalakkan siswa untuk melakukan kebiasaan menilai diri sendiri.
Alat yang dipakai untuk membantu guru melakukan penyekoran adalah rubrik penyekoran. Rubrik penyekoran adalah suatu set kriteria yang digunakan untuk menyekor atau menempatkan posisi siswa pada tes, portofolio, atau kinerja. Rubrik penyekoran mendeskripsikan tingkat kinerja yang diharapkan dicapai siswa secara relatif. Jadi deskriptor atau deskripsi kinerja-kinerja siswa dan bagaimana menempatkan kinerja tersebut dalam suatu rentangan nilai yang telah ditetapkan sebelumnya.
F. Perbedaan Asesmen Autentik dan Asesmen Tradisional
Berikut ini adalah perbandingan antara asesmen autentik dan asesmen tradisional:
Asesmen Autentik:
Waktu ditentukan oleh guru dan siswa
Mengukur kecakapan tingkat tinggi
Menerapkan strategi-strategi kritis dan kreatif
Memiliki perspektif menyeluruh
Mengungkap konsep
Menggunakan standar individu
Bertumpu pada internalisasi
Solusi yang benar banyak
Mengungkap proses
Mengajar demi kebutuhan Periode waktu khusus
Mengukur kecakapan tingkat rendah
Menerapkan diri dan latihan
Asesmen Tradisional:
Memiliki perspektif sempit
Mengungkap fakta
Menggunakan standar kelompok
Bertumpu pada ingatan
Hanya satu solusi yang benar
Mengungkap kecakapan
Mengajar untuk ujian
G. Perbedaan Asesmen Autentik dan Asesmen Alternatif
Asesmen alternatif adalah asesmen yang lain dari lazimnya. Bentuk-bentuk asesmen alternatif antara lain asesmen kinerja (performance), observasi dan kegiatan bertanya, presentasi dan diskusi, proyek dan investigasi, portofolio dan jurnal, wawancara dan konferensi, dan asesmen diri sendiri (Glencoe/McGrow-Hill, tanpa tahun).
Contoh asesmen alternatif antara lain mencakup pertanyaan terbuka, pameran, demonstrasi, eksperimen, hands-on, penciptaan produk baru, kinerja, simulasi komputer dan portofolio (Frazee & Rudnitski, 1995). Dalam hal ini dijelaskan bahwa asesmen alternatif mendorong siswa menguasai bukan hanya kecakapan-kecakapan dasar.
Suatu asesmen alternatif tergolong asesmen autentik atau tidak, ditentukan oleh manajemen pelaksanaan asesmen alternatif tersebut. Sebagai contoh portofolio seorang peserta didik yang hanya sekedar hasil editing dari portofolio temannya, tentu saja sama sekali tidak merupakan bagian dari asesmen autentik. Demikian pula kegiatan bertanya seorang peserta didik yang hanya sekedar memaerkan bahwa saya rajin bertanya, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA:
Asmawi, Z. dan Nasution. (1994). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
Corebima. 2008. Naskah tentang Asesmen Autentik., Malang: Universitas Negeri Malang.
Hart, D. 1994. Authentic Asesment: A Handbook for Educator. California: AddisonWesley Publishing Company.
http://www.cast.org/ncac/AnchoredInstruction1663.cfm.
http://www.lubisgrafura.wordpress.com/.../portofolio-sebagai-asesmen-otentik. Diakses dari internet pada tanggal 24 September 2009.
Johnson, D.W. & Johnson R.T (2002). Meaningful Assesment. Boston: Allyn and Bacon.
Sumarna Supranata dan Mohammad Hatta. 2004. Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum. Bandung: Rosdakarya.

Sumber : http://mba-uus.blogspot.com

NB: Jika anda suka artikel ini, silakan share ke teman FACEBOOK anda. Cukup dengan meng-KLIK link ini! Terimakasih.
 
Copyright © 2010 - All right reserved by Education Zone | Template design by Herdiansyah Hamzah | Published by h4r1
Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome, flock and opera.